Jambi, 6 Agustus 2025 – Shinta Najwa, mahasiswi Program Studi Farmasi Universitas Jambi angkatan 2022, berhasil meraih gelar Winner untuk Kategori Umum dalam ajang Pemilihan Putra Putri Melayu Provinsi Jambi 2025 yang diselenggarakan pada Festival Batanghari di Taman Putri Pinang Masak. Prestasi ini tentu membawa kebanggaan bagi Program Studi Farmasi dan seluruh keluarga besar Universitas Jambi. Ajang Putra Putri Melayu Jambi merupakan kompetisi tahunan yang bertujuan menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya Melayu. Peserta dinilai melalui berbagai aspek, seperti pengetahuan umum dan budaya, kemampuan berkomunikasi, serta sikap dan kepribadian.
Sebagai seorang mahasiswa yang aktif di bidang akademik maupun organisasi, Shinta saat ini juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Farmasi Universitas Jambi. Pengalaman organisasinya menjadi bekal penting dalam membentuk kepercayaan diri, kepemimpinan, dan kemampuan berbicara di depan publik yang sangat dibutuhkan dalam ajang ini. Shinta Najwa mengungkapkan rasa bangganya bisa membawa nama baik kampus dalam ajang tersebut. Ia menyebut bahwa kemenangan ini bukan sekadar prestasi pribadi, tapi juga bentuk tanggung jawab.
“Tentunya saya merasa bangga bisa membawa nama baik almamater melalui ajang Pemilihan Putra Putri Melayu Provinsi Jambi 2025. Kemenangan ini bukan hanya tentang mahkota, tetapi tentang tanggung jawab untuk terus belajar, menginspirasi, dan menjaga nilai-nilai budaya dalam setiap langkah saya. Saya percaya bahwa generasi muda dapat berdampak besar jika kita mampu memadukan ilmu, nilai-nilai lokal, dan semangat berkontribusi. Terima kasih untuk semua dukungan yang saya terima. Semoga ini menjadi awal dari kontribusi yang lebih luas, baik untuk dunia farmasi maupun untuk Tanah Melayu yang kita cintai,” ujar Shinta.

Sejak awal proses seleksi hingga malam grand final, Shinta selalu tampil dengan pembawaan yang tenang dan tulus. Ia tidak hanya menunjukkan kemampuan intelektual, tetapi juga memperlihatkan sikap yang ramah, anggun, dan penuh rasa hormat terhadap budaya lokal. Setiap tahap ia jalani dengan semangat belajar dan keinginan untuk memberi yang terbaik, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk memperkenalkan kekayaan budaya yang ia banggakan. Ketekunan dan konsistensinya akhirnya membuahkan hasil saat ia dinobatkan sebagai juara umum. Melalui Shinta, kita diingatkan bahwa mahasiswa pun bisa menjadi garda terdepan dalam melestarikan budaya, cukup dengan menjadi diri sendiri yang mencintai dan menghargai akar budayanya.
Farmasi: Bangga Jadi Muda, Bangga Jaga Budaya!
Penulis: Marsya / Editor: Novia
